Konvergensi penanganan dan pencegahan stunting adalah intervensi yang dilakukan secara terkoordinir, terpadu, dan bersama-sama mensasar kelompok sasaran prioritas yang tinggal di desa untuk mencegah stunting. Sasaran yang dimaksud adalah setiap ibu hamil, ibu menyusui, ibu nifas, dan anak usia 0-23 bulan akan mendapatkan akses layanan atau intervensi yang diperlukan untuk penanganan stunting secara terintegrasi.
Intervensi spesifik merupakan kegiatan yang langsung mengatasi penyebab terjadinya stunting dan umumnya diberikan oleh sektor kesehatan seperti asupan makanan, pencegahan infeksi, status gizi ibu, penyakit menular dan kesehatan lingkungan.
Intervensi sensitif merupakan kegiatan yang berhubungan dengan penyebab tidak langsung stunting yang umumnya berada di luar persoalan kesehatan. Intervensi sensitif terbagi menjadi 4 jenis yaitu penyediaan air minum dan sanitasi, pelayanan gizi dan kesehatan, peningkatan kesadaran pengasuhan dan gizi serta peningkatan akses pangan bergizi.
Dana desa dapat digunakan untuk menanggulangi stunting. Untuk memastikan stunting menjadi isu prioritas dalam perencanaan di tingkat desa, Pambakal merekrut Kader Pembangunan Manusia (KPM). KPM merupakan kader masyarakat yang bertugas untuk memfasilitasi aksi konvergensi penurunan stunting di tingkat desa.
KPM mengajak peran serta atau partisipasi masyarakat dan lembaga dalam proses perencanaan, pelaksanaan kegiatan dan pemantauan; serta berkoordinasi dengan pelaku program dan lembaga lainnya seperti bidan desa, petugas puskesmas lainnya (ahli gizi, perawat, sanitarian), Kader Posyandu, guru PAUD, PKK dan aparat desa.
Pelaksananaan aksi konvergensi penurunan Stunting dilakukan melalui pelaksanaan 8 (delapan) aksi konvergensi yakni (1) analisis situasi, (rencana kegiatan), (3) Rembuk Stunting, (4) Perwali/Perbup Peran Desa/Kelurahan, (5) Pembinaan Kader Pembangunan Manusia, (6) Sistim Manajemen Data, (7) Pengukuran dan Publikasi Data Stunting, dan (8) Reviu Kinerja Tahunan.
Program-program penanggulangan stunting yang bisa dilakukan diantaranya adalah; Pemberian Makanan Tambahan (PMT) pada Balita dan Ibu Hamil, Pemberian Tablet Tambah Darah (TTD) pada remaja putri dan ibu hamil, peningkatan cakupan imunisasi dasar lengkap pada bayi dan balita, pemberian vitamin A pada balita, dan pemberian zinc pada kasus diare terutama pada ibu hamil dan balita.
Hasil Rembuk Stunting Tahun 2021 di Desa Jawa Laut yang dihadiri Kader Pembangunan Manusia (KPM), Kader PKK, Guru PAUD, Kader Posyandu, anggota BPD dan Aparat Desa waktu itu menyepakati kegiatan-kegiatan yang diusulkan di Tahun 2022 ini, dan Alhamdulillah beberapa program bisa diwujudkan seperti pemberian PMT setiap bulan untuk balita yang oleh orangtuanya rajin dibawa ke posyandu balita untuk memeriksakan kesehatannya. Pemberian tablet tambah darah pada remaja putri melalui posyandu remaja serta program lain dari Pemerintah Desa Jawa Laut untuk mengintervensi baik intervensi spesifik maupun sensitif.
Dan pada Selasa 14 Juni 2022 telah dilaksanakan Program Khusus Penanganan dan Pencegahan Stunting Tahap I sekaligus Bulan Imunisasi Anak Nasional (BIAN) Tahun 2022. Bertempat di Gedung PAUD Subur Jl. Cempaka Gg. Muhajirin RT. 10, Pemerintah Desa Jawa Laut memberikan bingkisan PMT (Pemberian Makanan Tambahan) yang lebih spesial dari pada biasanya untuk para balita yang rutin memeriksakan kesehatannya di posyandu dan juga untuk anak-anak PAUD Subur yang mau diimunisasi hari ini.
Warga begitu antusias berdatangan membawa anak balita mereka juga ada beberapa anak-anak dibawah umur 12 tahun juga ikut dalam kegiatan BIAN, bahkan ada warga dari luar Desa Jawa Laut turut serta dalam kegiatan ini.
Harapan kedepannya warga lebih rajin memeriksakan kesehatan ibu hamil atau balitanya setiap bulan di posyandu, bukan hanya untuk imunisasi atau ada unsur untuk mendapatkan bingkisan namun karena kesadaran demi agar termonitornya kesehatan ibu hamil dan balita agar resiko stunting dapat diantisipasi sejak dini.
Dengan rajin menimbang badan, mengukur tinggi badan, lingkar kepala dan menyampaikan keluhan kesehatan balitanya kepada bidan desa dan kader posyandu, diharapkan KPM mendapatkan data akurat mengenai anak dengan gizi buruk, kurang gizi, stunting, wasting, obesitas maupun anak balita sehat.