Mungkin banyak yang belum mengetahui apa itu stunting? Stunting adalah kondisi di mana anak mengalami gangguan pertumbuhan sehingga menyebabkan tubuhnya lebih pendek ketimbang teman-teman seusianya dan memiliki penyebab utama kekurangan nutrisi. Kondisi gagal tumbuh akibat kekurangan gizi terutama di seribu hari pertama kehidupan anak ini berefek jangka panjang hingga anak dewasa dan lanjut usia.
Anak yang pendek adalah salah satu akibat dari masalah gizi kronis pada pertumbuhan anak, namun anak yang pendek belum tentu stunting namun bila anak stunting sudah pasti pendek.
Tubuh pendek pada anak yang berada di bawah standar normal merupakan akibat dari kondisi kurang gizi yang telah berlangsung dalam waktu lama. Hal tersebut yang kemudian membuat pertumbuhan tinggi badan anak terhambat sehingga mengakibatkan dirinya tergolong stunting. Namun, anak dengan tubuh pendek belum tentu serta merta mengalami stunting. Kondisi ini hanya terjadi ketika asupan nutrisi harian anak kurang sehingga memengaruhi perkembangan tinggi badannya.
Masalah kesehatan ini merupakan akibat dari berbagai faktor yang terjadi pada masa lalu. Berbagai faktor tersebut antara lain asupan gizi yang buruk, berkali-kali terserang penyakit infeksi, bayi lahir prematur, serta berat badan lahir rendah (BBLR).
Faktor penyebab stunting pada anak :
- Kurang asupan gizi selama hamil
- Kebutuhan gizi anak tidak tercukupi
- Faktor penyebab lainnya diantaranya : kurangnya pengetahuan ibu mengenai gizi sebelum hamil, saat hamil, dan setelah melahirkan. Terbatasnya akses pelayanan kesehatan, termasuk layanan kehamilan dan postnatal (setelah melahirkan). Kurangnya akses air bersih dan sanitasi. Masih kurangnya akses makanan bergizi karena ekonomi keluarga kurang mampu.
Selain tubuh yang berperawakan pendek dari anak seusianya, ada juga ciri-ciri lainnya yakni:
- Pertumbuhan melambat
- Wajah tampak lebih muda dari anak seusianya
- Pertumbuhan gigi terlambat
- Performa buruk pada kemampuan fokus dan memori belajarnya
- Usia 8 – 10 tahun anak menjadi lebih pendiam, tidak banyak melakukan kontak mata terhadap orang di sekitarnya
- Berat badan balita tidak naik bahkan cenderung menurun
- Perkembangan tubuh anak terhambat, seperti telat menstruasi pertama anak perempuan
- Anak mudah terserang berbagai penyakit infeksi.
Dampak stunting pada anak :
Stunting adalah gagal tumbuh akibat akumulasi ketidakcukupan zat gizi yang berlangsung lama dari kehamilan sampai usia 24 bulan. Maka itu, kondisi ini bisa memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak secara keseluruhan.
- Dampak jangka pendek stunting adalah terganggunya perkembangan otak, kecerdasan, gangguan pada pertumbuhan fisiknya, serta gangguan metabolisme.
- Dampak jangka panjangnya, stunting yang tidak ditangani dengan baik sedini mungkin berdampak:
- Menurunkan kemampuan perkembangan kognitif otak anak
- Kekebalan tubuh lemah sehingga mudah sakit
- Risiko tinggi munculnya penyakit metabolik seperti kegemukan
- Penyakit jantung
- Penyakit pembuluh darah
- Kesulitan belajar
Bahkan, ketika sudah dewasa nanti, anak dengan tubuh pendek akan memiliki tingkat produktivitas yang rendah dan sulit bersaing di dalam dunia kerja.
Bagi anak perempuan yang mengalami stunting, ia berisiko untuk mengalami masalah kesehatan dan perkembangan pada keturunannya saat sudah dewasa. Hal tersebut biasanya terjadi pada wanita dewasa dengan tinggi badan kurang dari 145 cm karena mengalami stunting sejak kecil. Ibu hamil yang bertubuh pendek di bawah rata-rata (maternal stunting) akan mengalami perlambatan aliran darah ke janin serta pertumbuhan rahim dan plasenta. Bukan tidak mungkin, kondisi tersebut berdampak pada kondisi bayi yang dilahirkan. Bayi yang lahir dari ibu dengan tinggi badan di bawah rata-rata berisiko mengalami komplikasi medis yang serius, bahkan pertumbuhan yang terhambat. Perkembangan saraf dan kemampuan intelektual bayi tersebut bisa terhambat disertai dengan tinggi badan anak tidak sesuai usia.
Bertempat di Gedung PAUD Subur Desa Jawa Laut pada Jumat 10 Juni 2022 telah dilaksanakan Rembuk Stunting Tahun 2023 dihadiri Sekretaris Camat mewakili Camat Martapura, Puskesmas Martapura 1, Pendamping Desa, Penyuluh Pertanian, Bidan Desa, Guru PAUD, TP. PKK, Kader Posyandu, LPM, KPM, Ketua Komite Orang Tua Murid PAUD, Pengurus KWT, Ketua RT, Aparat Desa dan BPD serta Tokoh Masyarakat lainnya.
Pertemuan diawali dengan pembacaan Surat Alfatihah dilanjutkan penyampaian sambutan-sambutan dari Ketua BPD, Pambakal Jawa Laut, Camat Martapura dan Puskesmas Martapura 1 dilanjutkan penyampaian laporan dari Kader Pembangunan Manusia (KPM).
Setelah penyampaian laporan KPM pertemuan dilanjutkan dengan urung rembuk mengenai program-program yang diusulkan dalam Penanganan dan Pencegahan Stunting Tahun 2023.
Dapat dirangkum usulan-usulan tersebut sebagai berikut :
- Pemberian Makanan Tambahan (PMT) Balita dan Ibu Hamil.
- Pemberian Makanan Tambahan (PMT) untuk Anak-Anak PAUD sebanyak 4 kali sebulan (setiap minggu).
- Kelas Ibu Hamil.
- Bimtek Kader Posyandu.
- Penambahan Posyandu.
- Lomba Balita Sehat.
- Penyediaan Alat Kesehatan baik dalam mendukung kegiatan posyandu maupun tumbuh kembang anak-anak PAUD.
- Penyediaan P3K di PAUD.
- Sanitasi dan Air Bersih.
- Penyuluhan dan atau Sosialisasi Kesehatan seperti gizi, stunting, perilaku hidup bersih dan sehat dsb.
- Kebun Bibit Desa dalam rangka mendukung pemanfaatan pekarangan sebagai sumber pangan
- Penanaman Varietas Unggul Baru Nutri Zink sebagai Pendukung Program Penanganan dan Pencegahan Stunting.
- Pembuatan Spanduk-Spanduk yang berisi informasi mengenai Stunting.
Pertemuan kemudian ditutup dengan doa dengan harapan program-program di Tahun 2023 menjadi semakin baik, lancar dan sukses dalam mendukung pembangunan Desa Jawa Laut.